Rahasiagadis.com - Salah satu kondisi mental yang muncul sebagai dampak langsung dari perubahan iklim adalah solastalgia.
Istilah solastalgia pertama kali diperkenalkan oleh Glenn Albrecht, seorang filsuf dan pakar lingkungan asal Australia, untuk menjelaskan "rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan di tempat tinggal kalian."
Solastalgia merupakan pengalaman psikologis yang melibatkan berbagai gejala seperti kesedihan, kecemasan, perasaan kehilangan, atau rasa marah yang dipicu oleh kerusakan lingkungan di sekitar tempat tinggal kalian.
Kondisi ini menciptakan rasa tidak nyaman dan ketidaknyamanan yang berakar pada perubahan negatif dalam lingkungan sekitar.
Baca Juga: Mengenal Stiff Person Syndrome: Gangguan Langka yang Perlu Diketahui
Solastalgia dapat Dimanifestasikan dalam Berbagai Cara
1. Kesedihan dan Kecemasan: Orang yang mengalami solastalgia mungkin merasa sedih atau cemas mengenai perubahan lingkungan yang terjadi.
2. Perasaan Kehilangan atau Keterpisahan: Kerusakan lingkungan dapat menciptakan perasaan kehilangan hubungan yang erat dengan lingkungan sekitar.
3. Rasa Marah atau Frustrasi: Kehilangan ekosistem alam dapat memicu perasaan marah atau frustrasi terhadap perubahan yang tidak diinginkan.
4. Gangguan Tidur dan Konsentrasi: Solastalgia dapat berdampak pada tidur dan kemampuan untuk berkonsentrasi sehari-hari.
Siapa yang Rentan Mengalami Solastalgia?
Meskipun solastalgia dapat memengaruhi siapa saja, orang-orang yang tinggal di daerah yang mengalami dampak perubahan iklim yang signifikan lebih rentan mengalaminya.
Banjir, kekeringan, kebakaran hutan, atau perubahan drastis lainnya dapat menjadi pemicu solastalgia.
Baca Juga: Mengenali Orang dengan Gangguan Kepribadian Sosiopat, Seperti Apa Karakternya?