Rahasiagadis.com - Playing victim dan victim blaming adalah dua perilaku yang sering disalahartikan.
Sekilas, playing victim dan victim blaming terlihat serupa karena melibatkan menyalahkan orang lain atas situasi yang tidak menyenangkan.
Namun, terdapat perbedaan signifikan antara playing victim dan victim blaming yang perlu kalian ketahui.
Playing victim mengacu pada perilaku seseorang yang bertindak sebagai korban dalam suatu masalah atau kejadian, meskipun mereka memiliki peran atau tanggung jawab dalam situasi tersebut. Orang yang playing victim sering menunjukkan ciri-ciri berikut:
Baca Juga: Mengenal Bahaya The Perfect Victim: Ketika Korban Kejahatan Harus Memenuhi Kriteria Tertentu!
- Menyalahkan orang lain: Mereka selalu mencari pihak lain untuk disalahkan atas situasi yang mereka alami.
- Menolak tanggung jawab: Mereka enggan mengakui peran mereka dalam situasi yang tidak menyenangkan.
- Memanipulasi emosi: Mereka menggunakan emosi untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari orang lain.
- Tidak mau introspeksi: Mereka tidak mau melihat diri sendiri dan mencari solusi dari dalam diri.
Baca Juga: Mengenal Extended Victim: Dampak Pelecehan Seksual yang Jarang Disadari
Victim blaming, di sisi lain, mengacu pada perilaku menyalahkan korban atas situasi yang merugikan mereka. Perilaku ini dapat dilakukan oleh individu atau bahkan masyarakat secara luas. Victim blaming sering terlihat dalam kasus-kasus seperti:
- Kekerasan seksual: Korban disalahkan karena pakaiannya yang terbuka atau karena berperilaku menggoda.
- Kekerasan dalam rumah tangga: Korban disalahkan karena tidak mampu melindungi diri sendiri atau karena memilih untuk tetap berada dalam hubungan yang abusive.
- Kecelakaan: Korban disalahkan karena ceroboh atau tidak berhati-hati.