Rahasiagadis.com - Jepang sempat menciptakan sorotan publik dengan munculnya sebuah tren kontroversial yaitu Onigiri dengan aroma ketiak.
Fenomena Onigiri aroma ketiak ini tidak hanya menarik perhatian karena keunikannya, tetapi juga karena dampaknya terhadap pasar dan reaksi publik.
Nah, awal mula dari tren ini bermula dari eksperimen kuliner yang dilakukan oleh seorang koki wanita di Jepang.
Onigiri, camilan tradisional Jepang yang biasanya dibentuk dengan tangan dan dibungkus dengan rumput laut, diubah cara pembuatannya dengan cara yang tidak lazim—dikempit di ketiak.
Sebelum proses pembuatan, semua bahan dan area tubuh yang bersentuhan dengan nasi telah didisinfeksi untuk memastikan kehigienisan.
Baca Juga: Mengenal Terapi Air Putih ala Jepang: Menurunkan Berat Badan hingga Kulit Glowing
Tren ini dengan cepat menyebar melalui media sosial, memicu berbagai reaksi dari masyarakat, mulai dari antusiasme hingga kejijikan.
Beberapa restoran di Jepang bahkan memperkenalkan onigiri ini dengan harga yang jauh lebih tinggi, mencapai sepuluh kali lipat dari harga onigiri biasa.
Hal ini menunjukkan bahwa inovasi dalam kuliner, meskipun kontroversial, dapat memiliki nilai ekonomi yang signifikan.
Meskipun banyak yang mencoba dan menyatakan bahwa rasanya tidak berbeda dengan onigiri biasa, ada juga yang skeptis.
Beberapa konsumen mengkhawatirkan potensi risiko kesehatan, meskipun telah dijamin bahwa proses pembuatannya higienis.
Diskusi pun bermunculan tentang batasan-batasan dalam inovasi kuliner dan persepsi publik terhadapnya.
Tren onigiri dengan aroma ketiak ini mengajarkan kita bahwa kuliner tidak hanya tentang rasa, tetapi juga tentang pengalaman sensorik yang unik dan nilai tambah yang dapat diciptakan.
