3. Proses Pembuatan yang Lama
Kue keranjang memerlukan proses pembuatan yang cukup lama. Tepung ketan yang difermantasi selama 10-12 hari dicampur dengan bumbu khusus, kemudian dikukus selama 12 jam.
Proses ini tidak hanya membuat kue menjadi kenyal dan lezat, tetapi juga mengandung filosofi bahwa kehidupan harus dijalani dengan kegigihan, ketekunan, dan kesabaran.
4. Lambang Hubungan Persaudaraan
Kue keranjang tidak hanya menjadi hidangan istimewa dalam keluarga, tetapi juga lambang hubungan persaudaraan yang erat.
Bentuk bulat tanpa sudut melambangkan hubungan persaudaraan yang tanpa batas, sementara teksturnya yang lengket mencerminkan hubungan yang kuat.
Warga Tionghoa juga memiliki tradisi membagi-bagikan kue keranjang kepada kerabat dan menyantapnya bersama keluarga besar sebagai simbol kebersamaan.
Baca Juga: Inspirasi Kado Imlek yang Berkesan dan Bermakna untuk Keluarga
5. Akulturasi Budaya Indonesia
Meskipun berasal dari Tiongkok, kue keranjang telah menjadi bagian dari akulturasi budaya Indonesia. Kue ini dapat diolah kembali sesuai dengan selera lokal, seperti dicampur adonan tepung dan telur kemudian digoreng menjadi camilan manis.
Adanya kue keranjang juga memberikan pengaruh pada kudapan-kudapan Indonesia seperti jenang, dodol, dan wajik yang terinspirasi dari budaya Tionghoa.
Dengan sejarah dan makna mendalamnya, kue keranjang tetap menjadi simbol keberuntungan dan keharmonisan dalam perayaan Tahun Baru Imlek. (*)