Lahir pada tahun 1920, Suhud Sastro Kusumo atau S Suhud, adalah anggota Barisan Pelopor yang didirikan oleh Jepang.
Pada hari-hari menjelang pembacaan teks proklamasi, Suhud diminta menjaga keluarga Soekarno dari ancaman.
Meskipun demikian, ia tidak curiga dengan peristiwa Rengasdengklok yang melibatkan Soekarni dan Chairul Saleh pada 16 Agustus 1945.
Saat malam peringatan proklamasi, tepatnya 14 Agustus 1945, Suhud Sastro Kusumo bertugas mempersiapkan pengibaran bendera merah putih.
Dalam upacara bersejarah tersebut, Suhud menjadi pembentang bendera. Ia meninggal dunia pada tahun 1986 dalam usia 66 tahun.
Baca Juga: Kisah Cinta Soekarno dengan 9 Istrinya: Liku-liku Hubungan Asmara Sang Proklamator
3. Surastri Kusumo (SK) Trimurti
Trimurti Surastri Kusumo, lebih dikenal dengan nama SK Trimurti, adalah satu-satunya perempuan yang terlibat dalam pengibaran bendera merah putih pertama kali. Ia lahir pada 11 Mei 1912 di Boyolali, Jawa Tengah.
SK Trimurti memiliki pendidikan yang lengkap dan menjadi guru sekolah dasar. Meskipun bekerja sebagai guru, ia tetap kritis dalam menyuarakan perlawanan terhadap pemerintah kolonial melalui tulisan-tulisannya.
Terlibat dalam pergerakan nasionalis, SK Trimurti juga aktif dalam Partai Indonesia (Partindo) dan pernah dipenjara karena membuat leaflet yang mengandung pesan antikolonialisme.
Setelah keluar dari penjara, ia menikah dengan Sayuti Melik, pendiri koran Pesat di Semarang. Perjuangan dan dedikasinya mengantarkan SK Trimurti untuk menjadi pengibar bendera merah putih pertama kali.
Meskipun awalnya ditawarkan sebagai pengerek bendera, ia lebih memilih untuk menjadi pembawa bendera.
Pengibaran bendera merah putih pada 17 Agustus 1945 adalah momen penting dalam sejarah bangsa, dan peran mereka mewakili semangat perjuangan dan tekad untuk meraih kemerdekaan. (*)