Orang yang terus-menerus mengejar seseorang yang melakukan breadcrumbing cenderung mengabaikan kesempatan lain yang lebih sehat dan berarti dalam menjalin hubungan.
3. Ketidakseimbangan kekuasaan
Dalam breadcrumbing relationship, ada ketidakseimbangan kekuasaan antara pemberi roti remah dan penerima.
Pemberi roti remah seringkali memiliki kendali atas situasi dan menggunakan ini untuk keuntungan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain.
4. Penurunan percaya diri
Terus-menerus mengalami breadcrumbing dapat merusak kepercayaan diri seseorang.
Rasa tidak berharga atau meragukan diri dapat muncul akibat perasaan terus-menerus bahwa mereka tidak cukup baik atau layak mendapatkan hubungan yang serius.
Baca Juga: 5 Zodiak Tidak Suka Mengumbar Pasangan di Media Sosial, Hubungannya Lebih Langgeng
Menghadapi breadcrumbing relationship
Penting bagi seseorang yang mengalami breadcrumbing relationship untuk mengakui pola tersebut dan mengambil langkah untuk melindungi kesejahteraan emosional mereka. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:
1. Mengenali Pola: Menyadari bahwa ada pola breadcrumbing dan memahami bahwa tidak ada hubungan yang sehat yang dibangun di atas ketidakpastian dan ketidakjelasan.
2. Menetapkan Batasan: Menetapkan batasan dan mengkomunikasikan harapan secara jelas kepada pihak yang melakukan breadcrumbing.
Jika mereka tidak dapat memberikan komitmen yang nyata, penting untuk mempertimbangkan untuk menghentikan interaksi.
3. Mencari Dukungan: Mencari dukungan dari teman atau keluarga dapat membantu menghadapi situasi breadcrumbing dan mendapatkan perspektif yang lebih sehat.
4. Mengutamakan Diri Sendiri: Fokus pada perawatan diri dan menjaga kesejahteraan emosional.