1. Penolakan fakta yang jelas: Salah satu ciri paling mencolok dari denial syndrome adalah penolakan individu untuk menerima fakta atau bukti yang jelas dan dapat diverifikasi.
Mereka mungkin secara aktif mengabaikan atau menghindari topik atau informasi yang berkaitan dengan kenyataan tersebut.
2. Pengalihan tanggung jawab: Orang yang mengalami penyangkalan cenderung mengalihkan tanggung jawab atas tindakan atau kejadian tersebut.
Mereka mungkin mencari alasan atau mencoba menyalahkan faktor lain daripada diri mereka sendiri.
3. Minimalkan dampak: Penderita denial syndrome sering mencoba meminimalkan dampak dari kenyataan yang mereka tolak.
Mereka mungkin menganggapnya sebagai masalah kecil atau tidak terlalu penting, meskipun sebenarnya tidak demikian.
Baca Juga: Kamu Selalu Merasa Bersalah? Waspada Dampak Sorry Syndrome
4. Ketidakmampuan belajar dari kesalahan: Orang dengan sindrom ini cenderung sulit belajar dari kesalahan mereka karena mereka tidak dapat mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan.
5. Perilaku represif: Mereka mungkin menekan perasaan dan emosi mereka, yang dapat mengarah pada akumulasi tekanan emosional dan masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Denial syndrome dapat berdampak negatif pada individu dan hubungan mereka dengan orang lain.
Mengenali gejala-gejala ini adalah langkah pertama dalam mengatasi masalah ini.
Terapi dan dukungan psikologis dapat membantu individu yang mengalami sindrom penyangkalan untuk memahami, mengatasi, dan menerima kenyataan yang mungkin sulit.
Jika kalian atau seseorang yang dikenal mengalami penyangkalan yang berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan profesional yang sesuai untuk mengatasi masalah ini. (*)
Artikel Terkait
Posting Konten Pura-pura Sakit di Medsos, Kenali Munchausen Syndrome by Internet dan Cirinya!
7 Tanda Sorry Syndrome Dalam Diri yang Perlu Diwaspadai
Kamu Selalu Merasa Bersalah? Waspada Dampak Sorry Syndrome
Cara Mengatasi Sorry Syndrome yang Bikin Kalian Terus Merasa Bersalah
Yakinlah dengan Kemampuanmu! Inilah Cara Terhindar dari Imposter Syndrome