4. Ajukan pertanyaan terbuka
Ajukan pertanyaan terbuka seperti "Gimana perasaanmu sekarang ini?" atau "Apa yang kamu butuhkan saat ini?" untuk memberikan kesempatan pada korban untuk berbicara tentang perasaan dan kebutuhan mereka.
5. Sediakan sumber informasi
Berikan informasi tentang berbagai strategi koping yang tersedia, seperti terapi, dukungan kelompok, olahraga, meditasi, atau seni.
Biarkan korban memilih mana yang cocok bagi mereka.
Baca Juga: Rio Motret Bantah Terlibat Pelecehan di Miss Universe Indoensia: Mau Fitnah Apa Lagi?
6. Hormati ruang pribadi
Jika korban memilih untuk menjaga jarak atau menghabiskan waktu sendirian, hormati keputusan mereka.
Terkadang, mengisolasi diri bisa menjadi bagian dari strategi koping.
7. Jangan memaksa untuk berbicara
Jika korban tidak ingin berbicara atau membagikan pengalaman mereka, jangan memaksa mereka.
Biarkan mereka menentukan kapan dan kepada siapa mereka ingin berbicara.
Jika korban menghadapi kesulitan yang serius dalam mengatasi trauma, dorong mereka untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental atau konselor yang berpengalaman dalam membantu korban pelecehan seksual.
Penting untuk diingat bahwa setiap korban memiliki kebutuhan dan cara yang berbeda dalam menghadapi pelecehan seksual.
Yang terpenting adalah memberikan dukungan, pengertian, dan ruang bagi korban untuk memilih dan menjalani strategi koping yang paling cocok bagi mereka dalam proses pemulihan. (*)
Artikel Terkait
Lizzo Digugat 3 Mantan Dancernya, Tuduhan Pelecehan Seksual dan Body Shaming
Rio Motret Bantah Terlibat Pelecehan di Miss Universe Indoensia: Mau Fitnah Apa Lagi?
Finalis Miss Universe Indonesia Alami Pelecehan Seksual, Begini Kronologinya!
Pelecehan Seksual Dalam Dunia Kerja, Apa yang Harus Kamu Lakukan?
WHATS Trending Today: 4 Masalah Miss Universe Indonesia 2023, Kontroversi Pemenang Hingga Pelecehan Seksual!