Rahasiagadis.com - Konsep hedgehog dilemma merujuk pada sebuah gagasan yang awalnya diperkenalkan oleh filsuf Jerman, Arthur Schopenhauer, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh psikolog dan filosof Sigmund Freud.
Hedgehog dilemma menjelaskan ketegangan dalam hubungan manusia yang mencoba untuk menjalin kedekatan emosional, sambil berusaha untuk menghindari rasa sakit dan luka.
Istilah hedgehog dilemma diambil dari analogi hedgehog, seekor hewan dengan duri-duri yang tajam di punggungnya. Ketika hedgehog berusaha untuk mendekati satu sama lain dalam cuaca dingin untuk merasa hangat, duri-duri mereka bisa melukai satu sama lain. Ini menciptakan dilema: mereka ingin kehangatan yang mereka rasakan saat bersama, tetapi mereka juga takut melukai satu sama lain.
Baca Juga: Mengenal Tampilan Kulit Glass Skin Ala Korea yang Super Mulus dan Glowing
Dalam konteks manusia, hedgehog dilemma muncul dalam hubungan antarpribadi, terutama dalam hubungan romantis dan persahabatan. Ini mengacu pada bagaimana individu mencoba untuk mendekatkan diri satu sama lain secara emosional, tetapi terlalu banyak dekat bisa mengakibatkan luka emosional. Berikut beberapa aspek utama tentang hedgehog dilemma:
1. Dua dilema dalam hubungan manusia
Dalam konteks hubungan manusia, hedgehog dilemma menggambarkan dua dilema utama yang sering dialami individu:
Dilema intimasi: Ketika kita mendekat pada seseorang dan berbagi lebih banyak tentang diri kita, kita menjadi rentan terhadap kemungkinan terluka atau disakiti oleh orang tersebut. Ini bisa menciptakan rasa takut dan kerentan dalam hubungan.
Dilema kesepian: Sebaliknya, jika kita menjaga jarak dan berusaha untuk melindungi diri dari potensi luka, kita mungkin merasa kesepian dan terasing dari orang lain.
Baca Juga: Mengenal Gaya Hidup Lagom: Kunci Kebahagiaan Masyarakat Swedia
2. Peran perlindungan
Landak, yang menjadi analogi dalam konsep ini, menggunakan duri-duri mereka sebagai perlindungan alami. Demikian juga, manusia cenderung menggunakan berbagai mekanisme pertahanan psikologis untuk melindungi diri mereka dari potensi luka emosional. Ini bisa termasuk menjaga jarak emosional, menutup diri dari orang lain, atau bahkan menciptakan tembok emosional.
3. Dampak pada hubungan
Ketika individu terlalu kuat dalam menjaga jarak mereka dari orang lain, ini dapat menghambat kemungkinan terbentuknya hubungan yang mendalam. Kesulitan untuk membuka diri dan menjadi rentan dapat mempersulit pembentukan ikatan emosional yang kuat.