Rahasiagadis.com - Surfaktan adalah bahan kimia yang memiliki dua bagian, yaitu bagian hidrofilik (suka air) dan bagian hidrofobik (tidak suka air).
Sifat ini yang membuat surfaktan dapat berfungsi sebagai pembersih, yaitu dengan mengikat kotoran dan minyak di kulit, lalu membawanya pergi bersama air saat dibilas.
Surfaktan merupakan bahan yang umum ditemukan dalam produk pembersih, termasuk sabun cuci muka, sabun mandi, sampo, dan deterjen.
Jenis surfaktan yang paling umum digunakan dalam produk perawatan kulit adalah surfaktan anionik, seperti sodium lauril sulfat (SLS) dan sodium laureth sulfat (SLES).
Namun, surfaktan anionik ini juga sering dikaitkan dengan iritasi kulit, terutama pada kulit sensitif.
Baca Juga: Ketahui Efek Samping Kandungan SLS pada Shampo, Salah Satunya Bikin Rambut Rontok
Hal ini karena surfaktan anionik dapat menghilangkan minyak alami dari kulit, sehingga kulit menjadi kering dan rentan iritasi.
Selain itu, surfaktan anionik juga dapat menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Hal ini karena surfaktan anionik dapat merusak lapisan pelindung kulit, sehingga kulit menjadi lebih mudah terpapar sinar UV.

Baca Juga: Cara Memilih Cleanser yang Sesuai dengan pH Kulit
Oleh karena itu, banyak orang yang mulai menghindari produk pembersih yang mengandung surfaktan anionik.
Mereka beralih ke produk pembersih yang mengandung surfaktan nonionik atau amfoterik, yang lebih lembut dan tidak menyebabkan iritasi kulit.
Maka, saat memilih produk pembersih, sebaiknya periksa kandungannya terlebih dahulu ya beb.
Artikel Terkait
Lebih Baik Pakai Milk Cleanser atau Oil Cleanser? Jangan Sampai Salah Pilih Ya!
Ketahui Efek Samping Kandungan SLS pada Shampo, Salah Satunya Bikin Rambut Rontok
Cara Memilih Cleanser yang Sesuai dengan pH Kulit
Bahaya Penggunaan Pembersih Makeup pada Kulit Berjerawat
Makeup Wipes Vs Pembersih Wajah: Mana yang Paling Bagus untuk Menghapus Makeup?