Rahasiagadis.com - Kaftan, sebuah warisan peradaban Mesopotamia yang kini menjadi salah satu busana khas masyarakat di Timur Tengah, memiliki sejarah yang panjang dan beragam.
Asal-usul kata "kaftan" berasal dari bahasa Persia, yang digunakan untuk menyebut jubah panjang dengan potongan sempit dan lengan panjang yang lebar, kadang-kadang terbuka di bagian leher atau dilengkapi dengan kancing.
Selama ribuan tahun, kaftan telah menjadi bagian dari berbagai budaya di seluruh dunia dengan variasi yang berbeda.
Gaya busana kaftan diyakini berasal dari Mesopotamia Kuno, yang kini mencakup wilayah Turki, Suriah, dan Irak.
Baca Juga: Model Baju Lebaran Timeless untuk Momen Hari Raya
Pada zaman dahulu, kaftan umumnya terbuat dari katun, sutra, atau campuran keduanya, sering kali dihiasi dengan selempang.
Selama era Kekhalifahan Abbasiyah, kaftan menjadi simbol kemewahan dengan pembuatannya dari brokat perak atau emas.
Penggunaan kaftan kemudian menyebar luas di seluruh dunia Arab dan bahkan sampai ke China selama Dinasti Tang.
Pada perkembangan berikutnya, kaftan menjadi busana favorit bagi penguasa Dinasti Seljuk dan Kesultanan Utsmaniyah.
Baca Juga: Tren Warna Baju Lebaran 2024, Intip Yuk!
Dari abad ke-12 hingga awal abad ke-20, para sultan dan pejabat Turki sering mengenakan kaftan dengan warna-warna cerah dan dihiasi dengan pita dan kancing yang mewah, menunjukkan kekuatan dan pengaruh mereka.
Kaftan juga digunakan untuk kepentingan politik, diberikan kepada duta besar dan tamu penting di Istana Topkapi.
Diperkenalkan oleh Kekaisaran Ottoman, kaftan akhirnya menyebar ke Maroko di mana pada akhir abad ke-17, menjadi salah satu tren busana di kalangan wanita kelas menengah. Kaftan tidak hanya dikenal di Timur Tengah, tetapi juga di Rusia, sebagian Eropa, dan Afrika.
Di Rusia, kaftan merujuk pada gaya jas panjang pria dengan lengan ketat. Gaya busana kaftan terus mengalami evolusi, bahkan di dunia Barat, dipopulerkan oleh rumah mode ternama pada tahun 1950-an dan 1960-an.