Baca Juga: Manfaat Keputihan pada Vagina, Nggak Melulu Bahaya Lho!
Persepsi tentang keperawanan
Selaput dara telah lama dianggap sebagai simbol keperawanan dalam banyak budaya di seluruh dunia.
Kepercayaan ini telah mengakibatkan persepsi yang keliru tentang keperawanan dan perempuan yang memiliki atau tidak memiliki selaput dara.
1. Persepsi bahwa selaput dara adalah tanda pasti keperawanan adalah keliru.
Banyak perempuan lahir tanpa selaput dara, dan selaput dara dapat robek atau menipis karena aktivitas fisik non-seksual seperti bersepeda, olahraga, atau pemeriksaan medis.
2. Konsep ini telah diperkuat oleh norma budaya dan masyarakat yang berfokus pada keperawanan sebagai tanda kemurnian dan kehormatan perempuan.
Baca Juga: Sering Merasakan Nyeri Vagina? Yuk Ketahui Gejala Vaginismus dan Cara Mengatasinya
Hal ini telah memunculkan praktik-praktik berbahaya seperti mutilasi genital perempuan (FGM) dalam beberapa budaya.
Nah, untuk mengatasi persepsi yang keliru tentang keperawanan dan selaput dara, pendidikan seksual yang komprehensif dan ilmiah sangat penting.
Perempuan dan pria harus memahami bahwa keperawanan tidak dapat diukur oleh keadaan fisik tertentu.
Selain itu, penting untuk menghormati pilihan individu dalam menjalani kehidupan seksual mereka tanpa takut akan stigma atau diskriminasi.
Selaput dara adalah struktur tubuh yang memiliki beberapa fungsi teoritis, tetapi tidak memiliki peran dalam fungsi reproduksi atau kesehatan seksual.
Persepsi tentang selaput dara sebagai tanda keperawanan harus diubah, dan pendidikan seksual yang akurat dan komprehensif adalah kunci untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang tubuh perempuan dan kehidupan seksual yang sehat. (*)