Jika salah satu pasangan mulai merasa defensif, pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana kalian bersedia untuk berkompromi.
Apakah ada ruang untuk saling memahami, memberikan dukungan, dan menemukan solusi bersama?
4. Evaluasi Kesehatan Hubungan
Saat pasangan kalian mulai menunjukkan defensivitas, bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi kesehatan hubungan secara keseluruhan.
Pertimbangkan seberapa baik kalian berdua dapat menangani konflik, memberikan dukungan emosional, dan tumbuh bersama.
Jika sikap defensif merupakan pola yang berulang, mungkin perlu adanya refleksi lebih mendalam terkait kesehatan hubungan.
Baca Juga: Alasan Mengapa Kamu Selalu Bertemu dengan Pasangan yang Emotionally Unavailable
5. Dampak Terhadap Kesejahteraan Psikologis
Penting untuk memperhatikan dampak yang mungkin terjadi pada kesejahteraan psikologis masing-masing pasangan.
Apakah sikap defensif tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap tekanan eksternal, stres, atau perubahan dalam kehidupan pribadi?
Mengakui dan mengelola faktor-faktor ini dapat membantu memahami konteks di balik perilaku defensif.
6. Jujur terkait Harapan dan Kebutuhan
Jujur dan terbuka terkait harapan dan kebutuhan masing-masing pasangan sangat penting.
Kadang-kadang, defensivitas mungkin muncul karena adanya perbedaan harapan yang tidak terucapkan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Dengan berbicara secara terbuka, kalian dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara kalian berdua.
Artikel Terkait
3 Nominasi Best Couple di SBS Drama Awards 2023, Siapa Pasangan Favoritmu?
5 Tanda Kamu dan Pasangan Punya Chemistry yang Kuat, Hubungan yang Bakal Langgeng!
Pasangan yang Tidak Bahagia Berpengaruh ke Kamu, Ini Cara Mengatasinya!
Alasan Mengapa Kamu Selalu Bertemu dengan Pasangan yang Emotionally Unavailable
Mengenal Mirroring dalam Hubungan, Ketika Kamu dan Pasangan Benar-benar Klop!