1. Ketidakadilan sosial dan ekonomi: Kesenjangan yang lebar antara kaya dan miskin, akses yang tidak merata terhadap sumber daya, dan sistem hukum yang tidak adil dapat memicu munculnya rasa frustrasi dan kemarahan yang mendorong individu atau kelompok untuk melakukan tindakan kriminal atau anarkis.
2. Kurangnya edukasi dan literasi: Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang norma-norma sosial, nilai-nilai moral, dan hukum dapat membuat individu atau kelompok rentan terhadap pengaruh negatif dan terjerumus ke dalam tindakan yang merugikan.
3. Pengaruh politik dan ideologi: Propaganda politik, ideologi ekstremis, dan retorika kebencian dapat memanipulasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang membahayakan keamanan dan stabilitas masyarakat.
4. Kelemahan penegakan hukum: Sistem penegakan hukum yang lemah, korup, atau tidak adil dapat memberikan celah bagi "public enemy" untuk melakukan aksinya tanpa rasa takut akan konsekuensi.
Baca Juga: Musuh Dalam Selimut, Kenali Karakter Orang Backstabber dan Ciri-Cirinya Yuk!
Dampak public enemy
Kehadiran public enemy dalam masyarakat dapat membawa dampak negatif yang signifikan, seperti:
1. Kerugian materi dan finansial: Tindakan kriminal, kerusuhan, dan vandalisme dapat menyebabkan kerusakan fisik, kerugian finansial, dan gangguan ekonomi.
2. Ketakutan dan kecemasan: Rasa tidak aman dan ketakutan di masyarakat dapat menghambat aktivitas sosial, ekonomi, dan pariwisata.
3. Perpecahan dan polarisasi: Sentimen kebencian, diskriminasi, dan provokasi dapat memperburuk perpecahan dan polarisasi dalam masyarakat.
4. Kemunduran demokrasi dan hak asasi manusia: Tindakan represif dan otoriter yang dilakukan oleh "public enemy" dapat mengancam demokrasi, kebebasan sipil, dan hak asasi manusia.
Baca Juga: Memahami Mental Kepiting: Musuh Terbesar dalam Diri Kita
(*)