Cinta pada pandangan pertama, atau love at first sight, selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Banyak yang percaya bahwa cinta semacam ini adalah sesuatu yang romantis dan manis.
Namun, apakah benar cinta pada pandangan pertama itu nyata? Apakah ada dasar ilmiah yang mendukungnya? Menurut para ahli, cinta pada pandangan pertama memang bisa terjadi. Hal ini terkait dengan kemampuan otak manusia dalam mengambil keputusan dengan cepat dan efektif.
Saat bertemu dengan seseorang yang menarik perhatian, otak akan melepaskan dopamin yang berfungsi sebagai neurotransmitter yang membuat kita merasa senang dan bersemangat. Selain itu, hormon oksitosin juga akan dilepaskan sehingga membuat kita merasa lebih dekat dengan orang tersebut.
Baca Juga: Pasangan Mendadak Berubah? Mungkin Dia Alami Quarter-Life Crisis
Sementara itu, Racine R. Henry, Ph.D., LMFT, seorang terapis pernikahan, memaparkan bahwa orang sering kali salah dalam mengartikan ketertarikan sebagai cinta. Sepakat dengan Henry, terapis lain bernama Lauren Fogel menjelaskan bahwa cinta pada pasangan membutuhkan proses untuk benar-benar mengenal satu sama lain. Hal ini tidak mungkin terjadi hanya dengan melihat saja.
Yang patut digarisbawahi, cinta pada pandangan pertama adalah sesuatu yang instan dan kerap kali hanya bersifat sementara. Berdasarkan berbagai penelitian, cinta pada pandangan pertama muncul karena kemiripan antara dua orang dalam hal fisik, kepribadian, atau kepentingan yang sama.
Namun, ketika kedua individu tersebut mulai berbicara dan lebih mengenal satu sama lain, perasaan cinta itu bisa hilang dengan cepat.
Baca Juga: Self-Reward: Seberapa Sering Harus Diberikan?
Oleh karena itu, cinta pada pandangan pertama sebenarnya hanya merupakan reaksi fisik. Ini bukan indikator yang baik untuk menentukan apakah seseorang adalah pasangan yang cocok.
Cinta yang tumbuh secara perlahan-lahan dan didasarkan kecocokan yang lebih dalam cenderung lebih berhasil dalam jangka panjang.
Kesimpulannya, cinta pada pandangan pertama memang bisa terjadi dan didukung oleh reaksi kimia dalam otak. Namun, cinta sejati yang berlandaskan pada pengalaman, kecocokan, dan rasa saling menghargai, adalah kunci untuk menjalin hubungan yang bahagia dan langgeng.
Artikel Terkait
5 Ide Kencan Romantis untuk Kamu Zodiak Capricorn
Self-Reward: Seberapa Sering Harus Diberikan?
Mau Pacaran dengan Cowok Leo? Kenali Dulu 8 Karakter Uniknya
5 Tanda Kamu Sudah Bahagia, Menurut Sains
Pasangan Mendadak Berubah? Mungkin Dia Alami Quarter-Life Crisis