Upaya ini untuk menghindari konfrontasi dapat menjadi tanda self-silencing.
Baca Juga: Berdampak Pada Kesehatan Mental, Kenali Self Silencing yang Perlu Kamu Hindari
4. Menyembunyikan kebutuhanmu
Ketika kamu selalu menyembunyikan apa yang kamu butuhkan dari hubungan atau situasi, itu dapat menjadi tanda self-silencing.
Misalnya, jika kamu selalu mengalah atau mengikuti keinginan orang lain tanpa mengungkapkan apa yang kamu butuhkan, itu bisa menjadi self-silencing.
5. Merasa sulit mengungkapkan diri
Jika kamu merasa sangat sulit untuk mengungkapkan diri, terutama tentang hal-hal yang penting bagimu, itu bisa menunjukkan self-silencing.
Mungkin kamu merasa bahwa perasaanmu tidak akan dihargai atau tidak akan dipahami oleh orang lain.
Baca Juga: Biar Nggak 'Jalan di Tempat' Terus, Inilah Cara Meningkatkan Self-efficacy
6. Perubahan dalam perilaku
Self-silencing dapat memengaruhi perilakumu. Kamu mungkin mulai menghindari situasi sosial, menarik diri, atau bahkan menunjukkan tanda-tanda depresi atau kecemasan.
Perubahan dalam perilaku ini dapat menjadi tanda bahwa kamu sedang melakukan self-silencing.
Mengatasi self-silencing memerlukan kesadaran diri dan komitmen untuk berbicara terbuka tentang perasaan dan kebutuhanmu.
Ingatlah bahwa berbicara terbuka bukan berarti mencari konflik, tetapi merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan membangun hubungan yang sehat. (*)
Artikel Terkait
Belajar Mengasihi Diri Sendiri, Kenali Self-Compassion dan Cara Melakukannya
Minder? Ketahui Pentingnya Self-efficacy untuk Pengembangan Diri
Biar Nggak 'Jalan di Tempat' Terus, Inilah Cara Meningkatkan Self-efficacy
Berdampak Pada Kesehatan Mental, Kenali Self Silencing yang Perlu Kamu Hindari
Cara Mencegah Tindakan Self-Silencing yang Justru Merugikan Diri Sendiri