Keperawanan adalah konsep budaya yang kompleks dan bisa berbeda-beda di berbagai budaya dan agama. Keperawanan tidak dapat diukur secara fisik.
4. Tidak selalu asa tanda fisik
Ketika selaput dara robek, tidak selalu terjadi perdarahan atau rasa sakit.
Beberapa perempuan mungkin tidak merasa apa-apa saat selaput dara mereka robek.
5. Pengetahuan medis diperlukan untuk diagnosa yang akurat
Untuk mengkonfirmasi apakah selaput dara telah robek atau tidak, diperlukan pemeriksaan medis oleh dokter yang berkualifikasi.
Pemeriksaan ini dapat mencakup pemeriksaan fisik atau penggunaan alat seperti kolposkopi.
Baca Juga: Sering Merasakan Nyeri Vagina? Yuk Ketahui Gejala Vaginismus dan Cara Mengatasinya
6. Pentingnya pemahaman yang tepat
Penting untuk memahami bahwa selaput dara bukanlah penanda utama keperawanan atau moralitas seseorang.
Setiap perempuan memiliki pengalaman yang unik, dan tidak ada alasan untuk menghakimi atau mengkaitkan nilai seseorang dengan keberadaan atau kondisi selaput dara.
Dalam kesimpulan, selaput dara adalah struktur alami dalam tubuh perempuan yang dapat robek karena berbagai aktivitas fisik.
Hal ini tidak selalu terkait dengan aktivitas seksual, dan pemahaman yang benar tentang selaput dara sangat penting untuk menghindari stigma yang tidak perlu dan menjaga kesehatan reproduksi perempuan. (*)
Artikel Terkait
Serba-serbi Labia Wanita yang Mungkin Belum Kamu Ketahui, Padahal Penting untuk Dipahami
Sering Merasakan Nyeri Vagina? Yuk Ketahui Gejala Vaginismus dan Cara Mengatasinya
Muncul Jerawat di Vagina? Ini Penyebab dan Cara Mengobatinya
Manfaat Keputihan pada Vagina, Nggak Melulu Bahaya Lho!
Kenali Bahaya Vagina Kering di Usia Muda, Perempuan Wajib Tahu!