Mengenal Sologami, Fenomena Menikahi Diri Sendiri yang Sudah Menjadi Tren

Sologami secara eksplisit menciptakan ruang bagi self-love dan pemberdayaan diri.

Dengan mengecualikan kebutuhan untuk pasangan dalam pernikahan, individu yang memilih sologami menegaskan bahwa keberadaan mereka sendiri cukup berharga dan berarti.

Baca Juga: Mencintai Diri Sendiri Bukan Berarti Egois , Inilah Perbedaan Self Love dan Selfish

Ini bisa menjadi langkah revolusioner dalam mengatasi ketidakamanan dan kebutuhan akan persetujuan dari orang lain.

Mendukung Gerakan Body Positivity

Banyak pernikahan tradisional yang menempatkan fokus pada penampilan fisik, dan ini bisa menciptakan tekanan tambahan bagi individu untuk memenuhi standar kecantikan tertentu.

Sologami, bagaimanapun, mendorong penciptaan hubungan positif dengan tubuh sendiri dan mendukung gerakan body positivity. Ini adalah bentuk pernyataan bahwa kecantikan sejati berasal dari self-acceptance.

Perubahan Paradigma Pernikahan

Meskipun sologami mungkin dianggap kontroversial oleh beberapa orang, fenomena ini menciptakan ruang untuk perubahan paradigma pernikahan.

Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan dan keberhasilan tidak selalu tergantung pada hubungan romantis dengan pihak lain.

Baca Juga: 5 Quotes tentang Self-Love yang akan Mengingatkan Betapa Berharganya Dirimu

Sologami memicu diskusi tentang arti sejati pernikahan dan memberikan alternatif bagi mereka yang merasa bahwa pernikahan tradisional bukanlah pilihan yang sesuai untuk mereka.

Dalam sebuah dunia yang terus berubah, sologami merupakan contoh bagaimana individu menantang norma-norma yang telah ada dan menciptakan jalur mereka sendiri menuju kebahagiaan.

Fenomena kontroversial ini menyiratkan pesan yang kuat tentang pentingnya self-love dan kemandirian.

Sologami dianggap sebagai bentuk pembebasan diri dari tekanan sosial untuk memenuhi harapan tertentu. (*)