Di sisi lain, obsesi sering kali diwarnai oleh kecurigaan yang berlebihan dan upaya untuk mengontrol setiap aspek kehidupan pasangan.
4. Cinta adalah empati dan pengertian, sedangkan obsesi adalah keegoisan
Cinta yang sejati melibatkan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan dan pengalaman pasangan kita. Kita bersedia mendengarkan dan mendukung mereka dalam segala situasi.
Namun, obsesi lebih cenderung pada kebutuhan kita sendiri, tanpa memperhatikan perasaan dan kebutuhan pasangan.
5. Cinta adalah dinamis dan berkembang, sedangkan obsesi adalah statis dan cenderung berlebihan
Dalam hubungan yang sehat, cinta berkembang seiring waktu dan mengalami perubahan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pasangan.
Namun, obsesi cenderung stagnan dan tidak berkembang, bahkan bisa menjadi semakin berlebihan seiring berjalannya waktu.
Membedakan antara cinta dan obsesi dalam hubungan adalah kunci untuk memastikan bahwa kita membangun hubungan yang sehat dan bahagia.
Ketika kita dapat mengenali tanda-tanda obsesi, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut dan memperkuat hubungan kita dengan cinta yang sejati.(*)
Baca Juga: Bahaya Obsessive Love Disorder: Ketika Cinta Berubah Menjadi Obsesi
Artikel Terkait
Tips agar Rasa Suka ke Crush Tidak Berubah Menjadi Obsesi yang Tak Terkendali
Mengenal ‘Celebrity Worship Syndrome’, Rasa Suka pada Idola yang Berubah Jadi Obsesi
Bahaya Obsessive Love Disorder: Ketika Cinta Berubah Menjadi Obsesi
Cara Menguasai Body Neutrality, Terbebas dari Obsesi Bentuk Tubuh Ideal!