Apakah Permintaan Maafnya Tulus? Ini Cara Mengenalinya

Meski menyakitkan, faktanya tidak semua orang yang meminta maaf kepadamu benar-benar merasa bersalah. Ada di antara mereka yang tampak mudah mengatakan maaf, tetapi tidak tulus melakukannya. 

Saking banyaknya orang yang berpura-pura meminta maaf, ada beberapa istilah khusus untuk hal ini. Ada yang menyebutnya non-apology apology, fauxpology, dan nonpology. 

Agar kamu tidak tertipu dengan permintaan maaf mereka, inilah tanda yang dapat kamu kenali dari ucapan hingga bahasa tubuh mereka. 

Baca Juga: Kecemburuan dalam Persahabatan itu Nyata, Ini 4 Tandanya!

1. Terlalu banyak "jika" atau "tapi"

"Maaf" adalah kata untuk mengungkapkan penyesalan dan rasa bersalah kepada orang lain. Namun, menurut psikolog, permintaan maaf yang tidak tulus cenderung diikuti kata "jika/kalau" atau "tapi".

Kata "jika" menunjukkan bahwa hal yang menyakitimu mungkin tidak pernah terjadi, sedangkan kata "tapi" merupakan tanda untuk tidak mengakui kesalahan. Permintaan maaf tulus biasanya akan menunjukkan bahwa orang yang bersalah akan mengamini rasa sakit yang dirasakan oleh seseorang. 

2. Terlalu bertele-tele

Permintaan maaf yang datang dari hati tidak akan bertele-tele. Kalimatnya akan singkat dan sederhana. Sebaliknya, permintaan maaf yang palsu akan memiliki detail dan penjelasan panjang yang tidak diperlukan.

Kalimat yang bertele-tele seperti ini sebenarnya tanda bahwa seseorang sedang menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya. 

Baca Juga: Mimpi Bertemu Pria Tak Dikenal, Apa Artinya?

3. Kalimat pasif

Untuk menghindari tanggung jawab langsung, orang menyampaikan permintaan maaf dengan kalimat pasif. Mengapa demikian? Kalimat pasif tidak benar-benar mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas situasi buruk yang terjadi.

Sebaliknya, kalimat aktif akan langsung menunjukkan bahwa seseorang bersalah.