Rahasiagadis.com - Pink Tax adalah bentuk diskriminasi gender yang terjadi ketika produk atau layanan yang ditujukan untuk perempuan dihargai lebih tinggi daripada produk serupa yang ditujukan untuk laki-laki.
Istilah Pink Tax ini mengambil nama dari stereotip warna pink yang sering kali diasosiasikan dengan produk-produk untuk perempuan.
Fenomena Pink Tax mencakup berbagai kategori, mulai dari pakaian hingga produk perawatan tubuh, dan mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor.
Perbedaan Harga yang Tidak Adil
Produk kecantikan, pakaian, peralatan perawatan pribadi, dan bahkan mainan anak-anak dapat menjadi subjek Pink Tax.
Sebagai contoh, parfum dengan aroma yang dianggap lebih feminin dapat dihargai lebih tinggi daripada varian yang dianggap lebih maskulin, meskipun bahan dasarnya mungkin serupa.
Hal ini menciptakan perbedaan harga yang tidak adil, membebani perempuan dengan biaya tambahan hanya karena mereka memilih produk yang dikemas atau dipasarkan untuk mereka.
Baca Juga: Kenali Istilah Genderless Fashion, Tren Mode Tidak Mengenal Batasan Gender
Stereotip Gender dalam Pemasaran
Salah satu penyebab utama Pink Tax adalah adanya stereotip gender dalam pemasaran produk.
Produsen sering kali memanfaatkan persepsi bahwa perempuan lebih cenderung peduli terhadap merek dan tampilan, sehingga mereka lebih bersedia membayar lebih untuk produk yang dianggap "khusus" untuk mereka.
Ini menciptakan lingkungan di mana harga produk tidak lagi didasarkan pada biaya produksi atau kualitas, tetapi pada asumsi-asumsi tentang preferensi konsumen berdasarkan gender.
Dampak Terhadap Keuangan dan Kesejahteraan Perempuan
Pink Tax menciptakan beban finansial tambahan bagi perempuan, yang dapat berdampak pada keuangan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.