Mereka mungkin bersikap acuh tak acuh terhadap masalah atau kesulitan yang sebenarnya tengah mereka hadapi.
6. Menutupi perasaan dengan kesibukan: Orang yang mengalami duck syndrome mungkin sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas lain untuk menutupi perasaan cemasnya.
Mereka mungkin menjadi workaholic atau selalu mencari kesibukan agar tidak perlu menghadapi perasaan mereka.
7. Prestasi yang tinggi: Mereka cenderung mencapai prestasi yang tinggi di berbagai bidang, seperti akademik, karier, atau kegiatan lainnya.
Baca Juga: Cara Mengatasi Sindrom Peter Pan, Takut Menjadi Dewasa
Tapi, di balik prestasi tersebut, mereka mungkin merasa tidak pernah puas dengan pencapaian mereka dan selalu merasa tertekan untuk mencapai lebih banyak lagi.
8. Ketidakmampuan mengungkapkan perasaan: Duck syndrome seringkali membuat seseorang kesulitan dalam mengungkapkan perasaan atau meminta dukungan dari orang lain.
Mereka merasa malu atau takut untuk menunjukkan kelemahan atau ketidakberdayaan.
Mengenali duck syndrome adalah langkah penting untuk memberikan dukungan kepada orang yang mungkin mengalaminya.
Menawarkan dukungan dan menjadi pendengar yang empatik dapat membantu mereka merasa lebih terbuka dan nyaman untuk berbagi perasaan dan masalah mereka.
Selain itu, untuk mereka yang mengalami duck syndrome, mengenali tanda-tanda tersebut adalah langkah pertama dalam mengatasi perasaan cemas dan stres yang mungkin dialami.
Penting juga untuk menghilangkan stigma yang terkait dengan mengungkapkan perasaan atau masalah emosional.
Semua orang memiliki hak untuk merasa cemas atau tertekan, dan mencari bantuan profesional seperti terapis atau konselor dapat membantu dalam mengatasi perasaan tersebut.
Ingatlah bahwa kerentanan dan kejujuran terhadap perasaan adalah langkah pertama menuju kesehatan emosional yang lebih baik. (*)
Baca Juga: Mengenal Sindrom Cotard, Gangguan Mental yang Menganggap Dirinya Sudah Meninggal