Mereka mungkin merasa terluka atau marah dan memilih untuk menjauh sementara untuk merenungkan perasaan mereka.
Namun, ini hanya efektif jika diikuti dengan komunikasi terbuka untuk memahami masalah tersebut.
4. Kelemahan diri
Orang yang merasa tidak aman secara emosional atau merasa tidak berharga mungkin menggunakan 'silent treatment' sebagai cara untuk menghindari perasaan tidak nyaman atau sebagai bentuk perlindungan diri.
Namun, ini cenderung merugikan hubungan jangka panjang.
Baca Juga: Mengenal ‘Silent Treatment’ dan Dampaknya Bagi Pasangan
5. Gaya pengelolaan konflik yang tidak sehat
Tindakan ini dapat muncul sebagai reaksi terhadap konflik.
Menghindari perdebatan atau ketidaksepakatan dengan tidak berbicara adalah cara yang tidak sehat untuk mengelola masalah.
Ini tidak memungkinkan solusi ditemukan dan merugikan kedua belah pihak.
Meskipun dalam beberapa kasus 'silent treatment' mungkin terasa alami, normalisasi tindakan ini dapat berdampak negatif pada hubungan dan kesejahteraan emosional. Dampak-dampak tersebut meliputi:
- Merusak kesehatan mental: Menerima perlakuan diam berulang kali dapat mengakibatkan stres, kecemasan, dan keraguan diri.
- Mengganggu komunikasi: Tidak berbicara tidak memungkinkan masalah dipecahkan atau perbedaan diselesaikan dengan baik.
- Menciptakan jarak: 'Silent treatment' dapat merenggangkan jarak emosional antara individu, merusak kedekatan dan keintiman.
- Pola yang berulang: Jika dibiarkan berlarut-larut, tindakan ini dapat menjadi pola berulang dalam hubungan.