Rahasiagadis.com - Makanan bersantan telah lama menjadi salah satu kegemaran masyarakat Indonesia karena rasanya yang lezat dan gurih.
Namun, meskipun memikat lidah, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai terkait konsumsi makanan bersantan, terutama saat sahur.
Diketahui dari Klikdokter.com, Dokter spesialis gizi, dr. Dyah Novita Anggraini, menjelaskan bahwa makanan bersantan dapat memicu masalah pada lambung, terutama bagi orang yang memiliki riwayat asam lambung.
Kandungan lemak dalam santan memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna di dalam lambung, yang dapat memperparah gejala dispepsia seperti mual, perut terasa begah, dan nyeri ulu hati.
Baca Juga: 5 Makanan yang Tidak Disarankan Dikonsumsi Saat Perut Kosong
Oleh karena itu, bagi penderita asam lambung, konsumsi makanan bersantan dapat menyebabkan gejala kembung, nyeri ulu hati, dan perih.
Tak hanya itu, konsumsi makanan bersantan secara berlebihan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat, LDL, dalam tubuh.
Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan jangka panjang, seperti penyakit jantung dan stroke.
Namun, dr. Dyah menegaskan bahwa konsumsi makanan bersantan tidak dilarang saat berbuka puasa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti memprioritaskan minum air putih terlebih dahulu saat berbuka dan mengonsumsi camilan sehat seperti kurma atau smoothies buah dengan gula alami sebelum menyantap makanan bersantan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Makanan Ultra Processed Food yang Perlu Kalian Ketahui
Hal ini membantu mengisi perut dengan nutrisi yang lebih baik sebelum mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi.
Selain itu, saat sahur, penting untuk memilih makanan yang tinggi serat, seperti buah-buahan dan sayuran, serta sumber karbohidrat yang baik, seperti roti gandum atau nasi merah, untuk menjaga keseimbangan gula darah dan memberikan energi yang bertahan lama.
Selain itu, pilihan sumber protein yang tepat, seperti daging tanpa kulit, ikan, telur, dan kacang-kacangan, juga penting untuk mendukung kesehatan tubuh.