Rahasiagadis.com - Beb, kamu tahu nggak sih kalau budaya emosional yang diterapkan di dalam keluarga sebenarnya adalah sebuah pola yang berulang?
Budaya emosional yang toxic akan terus terjadi secara berulang dari kakek buyur hingga masa kita sekarang ini.
Maka dari itu, kita perlu mengubah budaya emosional supaya kamu, anak, hingga cucumu nggak perlu merasakan toxic parenting yang menguras energi dan mental.
Dinamika keluarga memainkan peran penting dalam membentuk kesejahteraan emosional dan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
Emosi, baik positif maupun negatif, bisa sangat memengaruhi suasana di dalam rumah kita dan cara kita berhubungan satu sama lain.
Budaya emosional yang ada dalam sebuah keluarga meletakkan dasar bagi pola komunikasi, penyelesaian konflik, hingga pengembangan kecerdasan emosional setiap anggota keluarga.
Sejumlah penelitian mengemukakan pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan keterampilan regulasi emosi pada anak.
Konteks keluarga, termasuk hubungan orang tua-anak, pola asuh, dan iklim emosional dalam rumah tangga, secara signifikan mempengaruhi kemampuan anak untuk mengatur emosi.
Meskipun setiap keluarga memiliki dinamika emosi yang unik, penting untuk disadari bahwa budaya emosional dapat berubah-ubah dan dapat beradaptasi.
Saat kita tumbuh dan berkembang, iklim emosional dalam rumah tangga kita juga demikian.
Dengan bekerja secara aktif untuk mengubah budaya emosional, keluarga dapat memupuk hubungan yang lebih sehat dan mendukung, meningkatkan keharmonisan dan kebahagiaan secara keseluruhan dari setiap orang yang terlibat.
Melansir dari laman Yourtango, seorang pakar mengungkapkan cara bagaimana seseorang bisa membantu kita untuk mengubah budaya emosional dalam keluarga mereka.
Para ahli mengungkapkan tiga cara mengubah budaya emosional dalam keluarga Anda!
Baca Juga: 5 Ide Kegiatan Seru saat Staycation Bareng Keluarga di Rumah