Ada beberapa bentuk kekerasan, antara lain kekerasan fisik, seksual, dan verbal. Namun, kekerasan verbal sering kali sulit untuk dipahami.
Beberapa orang sebenarnya mengalaminya, tetapi tidak menyadari karena mengira itu hanyalah bentuk amarah.
Mengutip dari Your Tango, kekerasan verbal merujuk pada interaksi verbal yang mengakibatkan seseorang merasakan ancaman emosional dan biasa dilakukan oleh pasangan, orang tua, keluarga, atau teman.
Agar kamu tidak terjebak dalam kekerasan verbal, berikut adalah hal-hal penting yang harus kamu ketahui.
Baca Juga: Kenapa Terlalu Banyak Korban Kekerasan Seksual yang Tidak Melapor?
1. Lebih dari sekadar teriakan
Sebagian orang mengira, kekerasan verbal terbatas pada teriakan. Faktanya, kekerasan ini juga cenderung diikuti oleh tindakan lain, termasuk gaslighting dan perlakukan semena-mena dari pelaku.
Selain itu, pelaku juga berusaha menggunakan kata-kata untuk mengontrol korban. Tak jarang, pelaku memberikan kritik yang terlalu kejam dan selalu marah.
Pelaku terlalu sering kehilangan kendali dan kamu tidak bisa menebak emosinya.
Baca Juga: 5 Tempat Aduan Kasus Kekerasan Seksual, Jangan Diam!
2. Pola perilaku yang berulang dan terus mencari pembenaran
Selain korban, pelaku kadang juga tidak menyadari bahwa ia telah melakukan kekerasan. Setelah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan atau marah tanpa alasan yang jelas, pelaku akan meminta maaf dan mencari pembenaran.
Ada beberapa alasan yang paling sering diucapkan, yakni dia tidak bermaksud menyakitimu, dia sedang sedih dan kecewa, atau dia sedang mengalami masa sulit.
Jika pola perilaku itu terus berulang, berhati-hatilah. Itu merupakan red flags meski mungkin awalnya kamu merasa itu adalah tindakan yang wajar saat seseorang marah atau stres.
Artikel Terkait
Cinta itu Memang Buta, Tapi Jangan Hiraukan 'Red Flags' Ini!
5 Tempat Aduan Kasus Kekerasan Seksual, Jangan Diam!
5 Jenis Kekerasan Seksual yang Banyak Perempuan Tak Sadari
4 Contoh Trauma Dalam Kekerasan Rumah Tangga, Sadari!
Kenapa Terlalu Banyak Korban Kekerasan Seksual yang Tidak Melapor?