Mengenal Rape Trauma Syndrome dan Gejala yang Dialami Korban Rudapaksa

photo author
- Jumat, 28 Juli 2023 | 17:11 WIB
Ilsutrasi foto Rape Trauma Syndrome korban rudapaksa (unsplash.com/@mbaumi)
Ilsutrasi foto Rape Trauma Syndrome korban rudapaksa (unsplash.com/@mbaumi)

4. Perubahan mood dan emosi: Korban pemerkosaan sering mengalami fluktuasi emosi yang intens. Mereka dapat merasa bingung, marah, bersalah, malu, atau bahkan mati rasa.

5. Perubahan pola makan: Beberapa korban pemerkosaan mengalami perubahan pola makan, seperti kehilangan nafsu makan atau mengalami gangguan makan.

6. Perubahan dalam respons seksual: Beberapa korban mungkin mengalami perubahan dalam respons seksual, seperti penurunan hasrat seksual atau disfungsi seksual.

Baca Juga: Cara Mengatasi Sindrom Peter Pan, Takut Menjadi Dewasa

Fase reorganisasi:

1. Flashback dan reaksi yang mendalam: Penderita RTS mungkin mengalami flashback, yaitu pengalaman kembali peristiwa traumatik secara intens.

Mereka juga dapat merasa gelisah atau cemas secara tiba-tiba ketika terkena pemicu yang mengingatkan mereka pada insiden pemerkosaan.

2. Gangguan kecemasan dan depresi: Korban pemerkosaan dapat mengalami gangguan kecemasan, seperti gangguan panik, fobia, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Depresi juga dapat muncul sebagai tanggapan terhadap trauma yang dialami.

3. Perubahan dalam pola hubungan: Penderita RTS dapat mengalami perubahan dalam pola hubungan dengan orang lain.

Mereka mungkin menghindari interaksi sosial atau merasa kesulitan dalam membentuk hubungan yang dekat.

4. Perasaan bersalah atau malu: Korban pemerkosaan seringkali merasa bersalah atau malu atas apa yang terjadi pada mereka, meskipun insiden tersebut bukanlah kesalahan mereka.

5. Gangguan konsentrasi dan ketidakmampuan mengatasi stres: RTS dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan kesulitan dalam mengatasi stres sehari-hari.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Cotard, Gangguan Mental yang Menganggap Dirinya Sudah Meninggal

Penting untuk diingat bahwa setiap korban pemerkosaan memiliki pengalaman dan tanggapan yang berbeda-beda terhadap trauma.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Clara Ristiani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pentingnya Menerapkan Work-Life Balance

Rabu, 12 Juni 2024 | 15:17 WIB

6 Tanda Kamu Butuh Ketenangan dan Waktu Menyendiri

Selasa, 11 Juni 2024 | 15:49 WIB

Cara Mudah untuk Meng-upgrade Pemikiran Kamu

Jumat, 7 Juni 2024 | 16:47 WIB
X