Pasangan yang toxic ini mungkin menggunakan taktik manipulatif untuk membuat korban merasa bersalah, tidak berharga, atau bahwa mereka tidak bisa hidup tanpanya.
Ini menciptakan lingkungan di mana korban merasa sulit untuk memutuskan hubungan.
4. Harapan Perubahan
Korban seringkali bertahan dalam harapan bahwa pasangan mereka akan berubah.
Mereka mungkin terus memberikan peluang dan merelakan kesalahan pasangan, berharap bahwa suatu hari hubungan tersebut akan menjadi lebih baik.
Harapan ini, meskipun mulia, kadang-kadang dapat mempertahankan korban dalam siklus yang beracun.
Baca Juga: 4 Strategi Ampuh Hindari Postingan Toxic di Media Sosial
5. Rendahnya Kesejahteraan Finansial
Beberapa korban tetap bertahan dalam hubungan beracun karena ketergantungan finansial.
Mereka mungkin merasa tidak memiliki opsi lain atau takut menghadapi kesulitan ekonomi jika mereka memutuskan hubungan.
Keterbatasan finansial dapat menjadi penjebak yang kuat, membuat korban merasa terjebak dalam hubungan yang merugikan.
Penting untuk diingat bahwa setiap situasi adalah unik, dan alasan-alasan ini tidak dimaksudkan untuk menghakimi. Mengatasi hubungan beracun dapat menjadi proses yang kompleks dan sulit.
Orang-orang yang terjebak dalam hubungan toxic relationship itu membutuhkan dukungan dan pemahaman daripada penilaian.
Jika kalian atau seseorang yang dikenal mengalami situasi ini, penting untuk mencari bantuan profesional atau dukungan keluarga dan teman untuk membantu melangkah menuju kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.(*)
Baca Juga: Waspada Toxic Parenting! Inilah Cara Menghadapi Orangtua dengan Kepribadian Narsistik
Artikel Terkait
5 Tanda Kamu Terlalu Takut Menjadi Jomblo Sampai Rela Bertahan di Hubungan Toxic
Waspada! Ini 5 Tanda Toxic Positivity di Tempat Kerja
5 Cara Mengatasi Toxic Positivity supaya Nggak Bikin Mental Down
4 Strategi Ampuh Hindari Postingan Toxic di Media Sosial
Mengatasi Sunk Cost Fallacy dalam Hubungan Toxic: Membuka Pintu Kebahagiaan Baru