Baca Juga: Mengatasi Sunk Cost Fallacy dalam Hubungan Toxic: Membuka Pintu Kebahagiaan Baru
Kapan Mothering dan Fathering Menjadi Toxic?
Mothering dan fathering dalam hubungan dapat menjadi masalah ketika peran-peran tersebut dijalankan dengan cara yang ekstrem, tidak seimbang, atau tanpa memperhatikan kebutuhan dan keinginan pasangan.
Toksisitas mungkin muncul ketika satu pasangan merasa diperlakukan seperti anak-anak, kehilangan otonomi, atau ketika ada dominasi dan kontrol yang berlebihan.
Penting untuk diingat bahwa setiap hubungan adalah unik, dan sehat atau tidaknya sebuah hubungan tergantung pada kesepakatan dan keseimbangan yang dijalin oleh pasangan tersebut.
Komunikasi terbuka, empati, dan saling menghormati menjadi kunci untuk mencegah perilaku mothering dan fathering menjadi toksik dalam hubungan.
Sementara mothering dan fathering dalam hubungan dapat memiliki aspek positif, seperti dukungan dan keamanan, risiko toksisitas muncul ketika peran-peran tersebut dijalankan dengan tidak seimbang atau ekstrem.
Penting untuk memahami kebutuhan dan batas-batas pasangan serta berkomunikasi secara terbuka untuk menciptakan hubungan yang seimbang, sehat, dan saling mendukung.
Dalam setiap hubungan, tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan kedua pasangan untuk tumbuh dan berkembang bersama. (*)
Baca Juga: 4 Strategi Ampuh Hindari Postingan Toxic di Media Sosial
Artikel Terkait
Waspada Toxic Parenting! Inilah Cara Menghadapi Orangtua dengan Kepribadian Narsistik
5 Cara Mengatasi Toxic Positivity supaya Nggak Bikin Mental Down
4 Strategi Ampuh Hindari Postingan Toxic di Media Sosial
Mengatasi Sunk Cost Fallacy dalam Hubungan Toxic: Membuka Pintu Kebahagiaan Baru
Alasan Mengapa Korban Toxic Relationship Tetap Bertahan