Princess Syndrome atau Cinderella Complex merajuk pada perilaku kompleks yang biasanya terjadi pada wanita. Jadi, mereka yang kena sindrom ini tuh biasanya merasa bahwa dunia selalu berpusat di dirinya, alias merasa paling penting.
Beberapa waktu lalu, netizen Indonesia tuh heboh banget sama kasus pemukulan salah satu anak pejabat negara. Nah, kasus ini jadi booming banget karena pas kejadian tuh ada saksi mata perempuan, si A, yang juga jadi kekasih dari si pemukul ini.
Katanya A itu terkena princess syndrome karena dengan sadar memanipulasi kekasihnya untuk bertindak asusila terhadap orang lain. Nah, sebenarnya seperti apa sih princess syndrome itu?
Baca Juga: Erotomania: Sindrom ‘Halu’ Yang Menganggap Orang Lain Mencintainya, Padahal Nggak!
Pengertian Princess Syndrome
Menurut Nancy Irwin, penulis sekaligus psikolog klinis dari California Southern University, princess syndrome itu merupakan istilah yang menggambarkan perempuan dengan perilaku dan sikap yang bak seorang putri raja, atau sosok penting lainnya.
Jadi, princess syndrome ini tuh singkatnya mengambil pandangan stereotip dari karakter putri atau princess yang biasa kamu temui di cerita-cerita negeri dongeng. Kan biasanya, karakter ini diceritakan sebagai seseorang yang dicintai banyak orang karena sifat lemah lembut dan baik hatinya, tuh.
“Princess syndrome biasanya punya ekspektasi yang ga masuk akal, bahwa mereka itu pantas untuk mendapatkan lebih banyak, dan lebih banyak lagi dari yang mereka sudah dapatkan” ujar Irwin yang dikutip dari laman website pribadinya.
Tapi, princess syndrome ini bukan sebuah kondisi medis ya. Karena, meskipun pakai kata ‘sindrom’, istilah ini tidak tercantum di buku manual diagnosis atau DSM V (Diagnostic and Statistical Manual).
Ciri-Ciri Mengalami Princess Syndrome
Seseorang yang mengalami princess syndrome ini biasanya sifat dan sikapnya agak-agak narsistik. Kalau menurut Nancy Irwin, ada beberapa tanda yang nunjukin kalo seseorang terkena sindrom ini:
Baca Juga: Sorry Syndrome: Terlalu Sering Minta Maaf yang Berujung Rugi Sendiri
- Sering menolak mengerjakan sesuatu karena alasan yang tidak relevan. Contoh, diminta untuk nyuci piring gak mau karena takut tangannya jadi kasar.
- Orientasinya hanya di penampilan, penampilan, dan penampilan saja. Malah terkesan sangat obsesi dengan penampilannya.
- Sering banget mengabaikan perasaan orang lain, dan sulit untuk menghargai usaha dari orang lain.
- Sering mengeluh, ngerengek, dan bimbang. Pokoknya segala hal yang terjadi dihidupnya itu masih kurang dan belum cukup buat dia.
- Sulit berkompromi. Cuma mau bergaul dengan orang-orang yang ‘selevel’ sama dia.
- Selalu minta orang lain untuk melakukan sesuatu buat dia. Menurutnya, orang lain itu WAJIB ngebantu dia. Pokoknya gak boleh nolak permintaan dia deh.
- Selalu merasa tersaingi dengan perempuan lain.
- Haus akan pujian, haus akan kejutan alias maunya dikasih uang dan hadiah terus.
- Ekspektasinya ga pernah realistis. Merasa dirinya menjadi pusat alam semesta.
Penyebab Munculnya Princess Syndrome
Menurut Psychology Today, seseorang bisa terkena sindrom ini karena selalu mendapatkan pola asuh hingga perlakuan yang istimewa dari orang terdekatnya dengan waktu yang sangat lama.
Artikel Terkait
Sorry Syndrome: Terlalu Sering Minta Maaf yang Berujung Rugi Sendiri
Erotomania: Sindrom ‘Halu’ Yang Menganggap Orang Lain Mencintainya, Padahal Nggak!
5 Ciri Ini Tunjukkan Kamu Punya Sifat Narsis
Intrusive Thoughts, Pemikiran Tidak Menyenangkan yang Dapat Dialami Siapa Saja
Masih Sering Sensitif Saat Dikritik? Kendalikan Emosi dengan 3 Cara Ini