Global Shapers Indonesia Luncurkan 9 Everyday Indonesian Heroes yang Menginspirasi

Sebagai bagian dari Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), Global Shapers adalah sebuah wadah jejaring bagi anak muda yang ingin memberikan dampak positif dalam kehidupan bermasyarakat. 

Berangkat dari visi tersebut, Global Shapers Jakarta Hub menginisiasi beberapa proyek yang dapat membantu mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan di Indonesia. 

Yuk, kenalan dengan 9 Indonesian Global Shapers Heroes yang berasal dari lintas profesi dan kalangan. Mulai dari edukasi, kesehatan, lingkungan, hak dan kesetaraan gender sampai disabilitas. 

Baca Juga: 5 Soft Skill yang Wajib Dipelajari Selama Kuliah Biar Nggak Menyesal

1. Ni Wayan Sariani

Guru TK Sani, sapaan Ni Wayan Sariani adalah sosok yang menginspirasinya untuk menjadi seorang pengajar. Pada kelas 3 SMA, dia memantapkan niatnya untuk menjadi guru Bahasa Inggris.

Pada 2013, Sani terpilih menjadi kandidat 15 besar Mahasiswa Berprestasi di tingkat nasional dengan jurusan pendidikan. 

“Tapi, jangan bilang bahwa ‘kita cuma guru’. Tonggak bangsa ini ya bergantung sama tenaga pendidik,” kata Sani, dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu, 5 April 2023. Baginya, guru bukanlah sekadar profesi, melainkan juga panggilan jiwa.

Saat ini, Sani mengajar di One Earth School, Bali selama delapan tahun terakhir. Dia mengajar pada setiap tingkat, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. 

Selain itu, Sani tergabung ke dalam Guru Penggerak dan merupakan peserta termuda di angkatannya. “Menjadi guru bagi saya bukanlah sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of heart and feelings untuk para murid.”

2. Eleazar Evan Moeljono

Eleazar Evan Moeljono adalah seorang pengajar bahasa Inggris untuk PAUD dan pengembang kurikulum di sekolah Kristen Lentera Ambarawa, Jawa Tengah. 

Dia menemukan panggilan hidup untuk membantu orang lain. “Aku emang suka banget nolong orang lain, in terms of anything, mau dengan menjadi temen pendengar, financial support, apa pun,” tuturnya.

Gagal belajar teologi dan menjadi pendeta, dia menjadi pengajar paruh waktu. Dia pun jatuh cinta dengan dunia akademis, menyukai bahasa Inggris.