“Kami, Hope Helps, hadir sebagai teman untuk para korban. Kami menyediakan segala akses yang dibutuhkan korban untuk mendapatkan keadilan,” tambah Nadia.
Sementara itu, dalam hal pencegahan, Hope Helps secara aktif mengadakan sosialisasi, penyuluhan, kajian, dan roadshow ke fakultas-fakultas lain.
Baca Juga: 4 Efek Baik Baca Buku yang Nggak Kamu Sadari
7. Steffie Juwana
Steffie Juwana mempunyai pengalaman bekerja untuk mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Setelah tugasnya selesai, Steffie mendirikan Indonesian Ocean Justice Initiative (IOJI), organisasi nirlaba yang berfokus memberikan advokasi kepada pemerintah terkait kebijakan-kebijakan kelautan dan perikanan. Di sini, Steffie Juwana berposisi sebagai Co-founder dan Direktur Program.
Bersama rekan-rekan di IOJI, Steffie menaruh perhatian yang besar terhadap topik kelautan dan perikanan, seperti keamanan, keadilan, dan perlindungan para komunitas yang bergantung pada sumber daya laut.
Perjalanan Steffie untuk mendalami topik ini berlanjut saat berkuliah di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. “Mempelajari masalah kelautan dan perikanan mungkin sudah banyak yang minat, tapi untuk melihatnya dari kacamata hukum adalah sesuatu yang belum populer,” tambah Steffie.
Dia yakin bahwa tidak seharusnya anak-anak muda yang peduli dengan isu lingkungan dipandang sebelah mata atau tidak bisa melakukan apa-apa. “Yang aku banggakan dari pengalaman aku adalah konsistensi aku untuk menjalani ini.” OJI lebih luas lagi. “I’m open to any possibilities,” tutupnya.
8. Maman Suherman
Maman Suherman adalah seorang tunanetra yang bertugas di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam bidang sekolah luar biasa. Dia merupakan pengajar untuk murid-murid berkebutuhan khusus pada tingkat SMP dan SMA.
Saat ini, Maman mengemban amanah sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Tunanetra (Pertuni) Indonesia Jawa Barat.
Maman mengemukakan mereka yang tergabung dalam Pertuni memiliki bakat yang variatif. “Ketika ada yang senang di teknologi, kami arahkan ke bidang teknologi. Ketika ada yang senang di musik, kami arahkan ke bidang musik,” kata Maman.
Konsep pembinaan ini diupayakan agar teman-teman tunanetra dapat mengembangkan potensi yang sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.
Tidak berhenti di situ, Pertuni pun memfasilitasi teman-teman berkebutuhan khusus yang hendak berkuliah dan bekerja.
Artikel Terkait
4 Tips Buat si Introvert Lolos Wawancara Kerja
5 Jenis Psikotes ini Muncul dalam Proses Rekrutmen Kerja, Lho
4 Contoh Diskriminasi Gender di Dunia Kerja
Ubah Profil LinkedIn Kamu dengan 4 Cara Ini Agar Cepat Dapat Kerja
Bukan Hitam Putih, Ini Warna Outfit untuk Membuat Kesan Positif Saat Wawancara Kerja